Merokok adalah aktivitas menghisap asap hasil dari pembakaran tembakau. Sebagai bahan utama untuk rokok, tembakau telah mengalami proses panjang, biasanya daun tembakau tersebut setelah dipetik lalu dikeringkan dan digiling dahulu, lalu dililit dan dibungkus dalam wadah kertas berbentuk pipa kecil. Rokok biasanya memiliki filter atau penyaring di belakangnya untuk menghilangkan segala radikal jahat dari asapnya.
Indonesia yang terkenal sebagai negara penghasil tembakau keenam dunia setelah China, Brazil, India, USA, dan Malawi, dengan jumlah produksi sebesar 196,154 ribu ton per tahun. Jumlah perokok di Indonesia angkanya pun besar sekali, yaitu mencapai 69,1 Juta perokok aktif terutama dari golongan laki laki (menurut data dari Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2021). Mirisnya lagi pada anak usia 13-15 tahun, 18,8 persennya merupakan perokok aktif, bandingkan dengan Brazil sebagai negara di posisi kedua penghasil terbesar tembakau didunia tetapi jumlah penduduknya yang merokok hanya 14 jutaan orang. Hal ini ada hubungannya dengan banyaknya pabrik rokok yang berdiri di Indonesia yang salah satunya adalah PT Gudang Garam Tbk sebagai yang terbesar di Indonesia disusul kemudian oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Rupanya kampanye “Hari Tanpa Tembakau” yang gencar disuarakan oleh WHO belum epenuhnya efektif di Indonesia.
Berbicara masalah rokok, sekarang ada yang sedang digandrungi terlebih oleh kalangan muda, yaitu Vape. Sebetulnya Vape merupakan rokok elektrik yang dapat mengubah suatu cairan menjadi asap yang dapat dihisap mirip seperti rokok. Namun vape tidak menggunakan tembakau, melainkan “Liquid “. Semacam cairan buatan yang memiliki rasa ketika berubah menjadi uap dalam proses pemanasan dalam Vape. Harga dari Vape tentu jauh lebih mahal dibandingkan dengan rokok. Vape dimulai dari kisaran harga seratus ribu rupiah hingga jutaan rupiah, dibandingkan dengan harga rokok yang hanya berkisar belasan hingga ratusan ribu rupiah. Belum lagi Vape memerlukan Liquid agar bisa digunakan yang harganya tidak murah pula.
Walau banyak pendapat yang mengatakan bahwa vape lebih aman daripada rokok karena tidak terdapat tembakau. Namun Vape dan rokok sama sama memiliki kandungan nikotin dan partikel ultra fine(UFPs) serta zat-zat kimia lainya, yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung, Penyakit Paru Obstruktif Kronis(PPOK), Asma, dan Kanker Paru. Baik rokok maupun vape, keduanya merupakan alat untuk melakukan kegiatan yang dasarnya sama, yaitu menghisap asap atau uap. Sudah pasti, Asap atau uap yang dikeluarkan oleh kedua alat tersebut sama sama berbahayanya. Meski butuh uang yang banyak untuk menghisap rokok dan vape dan sangat besar resikonya bagi kesehatan, tetapi jumlah perokok dan penikmat vape di Indonesia kian tinggi angkanya dari hari ke hari.
Lalu hal apakah yang memicu banyaknya perokok dan penghisap vape di dunia terutama di Indonesia? Mengingat banyaknya perokok dan penghisap vape tersebut masih usia remaja di bawah 18 tahun yang masih tergolong “bocah ingusan” yang belum bisa menghasilkan uang, padahal harga rokok dan vape yang menguras kantong, dari mana mereka mendapatkan uang?
Ternyata, menurut para remaja yang sudah menjadi perokok dan penghisap vape, sebagian besar beralasan “keren”. Rokok dan vape dianggap sebagai alat untuk meningkatkan status sosial di antara pertemanan remaja dan anak di bawah umur. Kamu akan dikatakan sebagai orang yang keren dan pantas diajak berteman bila merokok/menghisap vape. Selain untuk alasan supaya terlihat keren, banyak juga dari mereka yang dipengaruhi dan diajak merokok oleh teman temanya. Entah itu saat mereka “nongkrong”, “ngayap”, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Umumnya para remaja bahkan anak-anak di bawah umur yang sudah merokok/menghisap vape, mereka sudah kecanduan atau sudah dalam tahap pecandu dan bukan lagi sekadar coba-coba. Kenapa mereka bisa menjadi pecandu? Hal ini karena dalam rokok/vape ada efek candu dari nikotin, akhirnya lama kelamaan organ-organ tubuh mereka seperti jantung dan paru akan megalami penyakit akut seperti yang sudah disebutkan tadi.
Pada akhirnya, walau lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan sudah menghimbau mengenai efek negatif rokok, peran serta orang tua juga sangat diperlukan untuk membantu mengawasi dan membimbing anak-anaknya agar tidak menjadi perokok/penghisap vape. Dibutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh pihak untuk mengurangi jumlah perokok aktif di Indonesia terutama kalangan remaja dan anak-anak di bawah umur.
Dengan demikian, mari kita sebagai pelajar menolak penggunaan rokok atau vape karena itu merusak tubuh kita, dan mengurangi uang jajan kita. Ingat, kita tetap bisa keren dan berstatus tinggi di hadapan teman-teman kita tanpa merokok. Keren itu bukan dengan merokok/vape, tetapi dengan banyak mengukir prestasi di bidang akademik atau non akademik. Ingat merokok itu bukanlah keren namun merokok mengurangi umur kita!!!
Jadi, ayo, tolak merokok atau vape karena itu tidak keren, hiduplah dengan sehat tanpa rokok/vape agar bisa mencapai cita cita dan masa depan.
Copyright © 2023 – MTsN 1 Kota Tangerang Selatan
All Rights Reserved. Powered by M-Cast Production